Minggu, 09 Juli 2017

Perkembangan pendapatan nasional di Indonesia


MAKALAH EKONOMI MAKRO

PERKEMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DI INDONESIA


Disusun oleh:
1.     Elita Eradika Widianingrum (4416030013)
2.     Felicia Krisnindia N (4416030045)
3.     Zhafira Khairana (4416030065)

AKT 2A
JURUSAN AKUNTANSI
PRODI AKUNTANSI KEUANGAN TERAPAN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini berjudul “Perkembangan Pendapatan Nasional di Indonesia”
Penulis bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas ekonomi makro. Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat tersusun.
Demikian yang dapat disampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar dapat diperbaiki. Karena penulis sadar, makalah yang dibuat masih banyak kekurangannya.







Jakarta, 7 Juni 2017


Penyusun



                DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….     2
Daftar Isi ………………………………………………………………………………..      3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ……………………………………………………………………..       4
1.2.Tujuan ………………………………………………………………………………      4
1.3.Metode ……………………………………………………………………………...      5
1.4.Rumusan Masalah ………………………………………………………………….       5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pendapatan Nasional ……………………………………………………     6
2.2 Perhitungan Pendapatan Nasional …………………………………………………..     8
2.3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional ………………………………………….     9
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasional …………………………..      11
2.5 Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional …………………………………………     12
2.6 Dampak Pendapatan Nasional untuk Luar Negeri ………………………………….     13
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan Pendapatan Nasional di Indonesia 2010-2015 ……………………..      15
3.2 Analisis Data ……………………………………………………………………….       15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………….     17
4.2 Saran …………………………………………………………………………………    17



PENDAHULUAN

Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional ini merupakan gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara-negara maju, semua menginginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
            Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya satu tahun. Arus pembayaran dari faktor produksi oleh sektor perusahaan, pemerintah, ataupun luar negeri merupakan pendapatan bagi para pemilik faktor produksi. 


1.      Mengetahui kemampuan dan pemerataan perkenomian masyarakat dan negara.
2.      Mengetahui pertumbuhan perkenomian negara dengan cara membandingkan pendapatan nasional 2010-2015.
3.      Dapat membandingkan perekonomian antar daerah.
4.      Dapat membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
5.      Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara lain.




Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu proses pencarian dan pengumpulan data dari situs-situs yang berhubungan dengan judul makalah yang dibuat.


Perkembangan pendapatan nasional tahun 2010-2015 serta menganalisis perkembangan pendapatan nasional di Indonesia.



LANDASAN TEORI


Pendapatan Nasional adalah salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan, dan berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai.
            Pendapatan Nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara (Sukirno, 2008). Pengertian berbeda, pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Terdapat beberapa cara tang digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan pendapatan nasional domestik bruto.  
Ø  Konsep Pendapatan Nasional
o   Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.

o   Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan penduduk suatu negara selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.  
Rumus :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

o   Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering disebut replacement).
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan

o   Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung

o   Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan Perseorangan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )

o   Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan melalui investasi.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung



Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu
o   Pendekatan pendapatan
Dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala, antara lain
§  Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi terdokumentasi dengan baik.
§  Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan.
§  Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh orang yang berbeda.

o   Pendekatan Produksi
Dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industry, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi.

o   Pendekatan Pengeluaran
Dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu Rumah Tangga (Consumption), Pemerintah (Government), Pengeluaran Investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M).
2.3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional
o   Cara Pengeluaran
 Digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat, dimana pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat memberi gambaran tentang sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, serta memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi (Sukirno, 2008, p37).Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki empat komponen penting
§  Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga, termasuk barang tahan lama, barang tidak tahan lama, jasa dan biaya pendidikan (Mankiw, 2006, p12), namun tidak termasuk investasi, seperti pembayaran asuransi atau uang saku untuk anak (Sukirno, 2008, p38).
§  Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah, yang dibedakan menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno, 2008, p38). Yang termasuk dalam konsumsi adalah pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negri dan pembelian inventaris, sedangkan yang termasuk investasi adalah pembangunan jalan raya, sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan social untuk fakir miskin, bantuan untuk korban bencana alam dan subsidi lainnya tidak termasuk dalam belanja pemerintah, melainkan termasuk dalam pembayaran transfer, karena tidak ada barang/jasa yang diproduksi (Mankiw, 2006, p13).
§  Investasi merupakan pembelian barang yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang/jasa lainnya (Mankiw, 2006, p12). Investasi dapat digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal dan peralatan produksi, perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran untuk mendirikan bangunan (Sukirno, 2008, p39).
§  Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri oleh orang asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara tersebut (impor) dalam periode yang sama (Mankiw, 2006, p13).
o   Cara Produk Neto
Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan cara neto diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian negara.
o   Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan pendapatan-pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk mewujudkan barang dan jasa (Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut digolongkan menjadi pendapatan para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto dan keuntungan perusahaan. Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala, terutama di Indonesia. Masalah tersebut antara lain adalah
§  Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi terdokumentasi dengan baik
§  Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai contoh adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan memasak, menanam palawijo untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum seperti transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang tidak berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.
§  Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu rumah tangga dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan tersebut dibeli oleh bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai produksi tepung dan gula dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan terjadi perhitungan dua kali.
§  Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat menggunakan harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim, harga dollar, dan lain sebagainya.
§  Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat depresiasi, terutama untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara.
§  Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga. Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa masalah, seperti penentuan barang yang akan digunakan dalam perhitungan.

  1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran, dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional, yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional dan menambah pengangguran.

  1. Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu, sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya.

  1. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.


Manfaat dari perhitungan pendapatan nasional bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.
Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menajdi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga dapat digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antar negara atau antar daerah, dan sebagau landasan perumusan kebijakan pemerintah.

2.6  Dampak Pendapatan Nasional Untuk Luar Negeri
Masalah ekonomi sepertinya telah menjadi masalah paling rumit di Indonesia. Bisa dikatakan demikian karena masalah tersebut tak jua mendapatkan jalan keluar.. Pemerintah terdiri dari presiden ,menteri dan staf-stafnya seringkali dituding sebagai pihak yang paling bersalah atas ketidak mampuan Indonesia menangani masalah perekonomian, namun nyatanya setelah beberapa periode pergantian “pemimpin” masalah Ekonomi tetap saja tidak dapat diperbaiki, bahkan bisa dikatakan semakin parah.
Pendapatan nasional Indonesia menjadi tolak ukur seberapa jauh Indonesia telah berkembang dari waktu ke waktu, dari segi perbaikan memang jika dilihat dari pendapatan nasionalnya perekonomian Indonesia dikatakan meningkat, namun ada hal lain yang juga tak mampu dipungkiri yaitu Hutan Negara Indonesia yang juga dikatakan semakin meningkat.
Kegagalan Indonesia di masa lalu dalam mengelola utang telah menyebabkan sebagian masyarakat alergi terhadap utang luar negeri dan menganggapnya sebagai beban yang harus dibayar mahal. Besarnya utang luar negeri saat ini telah menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat luas. Adanya utang yang sangat besar tersebut merupakan suatu ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan kemandirian bangsa Indonesia jika tidak dikelola dengan baik.
Dikarenakan fungsi pendapatan nasional atau pendapatan perkapita membandingkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan tingkat ekonomi antar Negara, pendapatan nasional Negara ini yag bisa dikatakan belum pada traf memadai juga dapat membuat Negara kita menjadi bahan olok-olok Negara lain, kita ambil contoh amerika, tidak dapat dipungkiri bahwa seringkali pemerintah Indonesia dikatakan “disetir” oleh amerika, banya diantara kebijakan yang diambil pemerintah duduga memiliki campur tangan dari amerka, ini terjadi karena amerika merasa Indonesia masih sangat membutuhkan amerika dalam berbagai bidang perekonomian. Begitu pula dengan Negara-negara lain yang kebanyakan berasal dari benua eropa dan amerika, Indonesia dianggap lemah dan membutuhkan banyak bantuan dari luar negeri untuk mengkatkan perekomiannya.
Tidak semua dampak yang ditimbulkan oleh adanya pendapatan nasional tersebut adalah dampak buruk, ada dampak baik yang juga dibawa olehnya. Data pendapatan nasional dapat yang digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa, mengggolongkan Indonesia sebagai negara pertanian atau agraris membuat hasil bumi Indonesia cukup dikenal berlimpah oleh Negara luar . Ini meberikan dampak positif yaitu banyaknya Negara luar yang mengimport barang dari Indonesia, mengingat pentingnya kenaikan tingkat eksport untuk mengukur pendapatan nasiona tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi Indonesia.


ANALISIS


Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (2010-2015) sebagai berikut :


3.2   Analisis Data
Dari data tersebut, dapat kita simpulkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan Pendapatan Nasional.  Indonesia juga menjadi salah satu Negara dengan PDB terbesar di dunia. Pendapatan nasional Indonesia menjadi tolak ukur seberapa jauh Indonesia telah berkembang dari waktu ke waktu, dari segi perbaikan memang jika dilihat dari pendapatan nasionalnya perekenonomian Indonesia semakin meningkat.

Dikarenakan fungsi pendapatan nasional atau pendapatan  perkapita membandingkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan tingkat ekonomi antar Negara, pendapatan nasional Negara ini dapat dikatakan belum pada taraf memadai. Tidak semua dampak yang ditimbulkan oleh adanya pendapatan nasional adalah dampak buruk. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu Negara menjadi Negara Industri, pertanian, atau Negara jasa, menggolongkan Indonesia sebagai Negara pertanian atau agraris membuat hasil bumi Indonesia cukup dikenal berlimpah oleh Negara luar. Ini memberikandampak positif yaitu banyaknya Negara luar yang mengimpor barang dari Indonesia, mengingat pentingnya kenaikan tingkat ekspor untuk mengukur pendapatan nasional tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi Indonesia.



PENUTUP




Di dalam APBN-P Tahun 2015, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan PDB 5.7 persen (t/t) meningkat dari pertumbuhan angka 5.02 persen yang tercatat pada tahun 2014. Presiden Indonesia Joko Widodo, yang resmi mulai menjabat pada bulan October 2014, optimis bahwa target ambisius ini dapat dicapai walaupun lembaga internasional seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia masing-masing pada angka 5.2 persen dan 5.0 persen, pada tahun 2015. Kedua institusi tersebut menilai rendah pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 akibat dampak negatif perekonomian global yang menyebabkan pembiayaan eksternal yang lebih ketat dan dapat menimbulkan suku bunga nasional yang tinggi, sehingga menambah tekanan terhadap bank, perusahaan lokal dan rumah tangga untuk menyelesaikan utang, sekaligus menghambat kemampuan untuk berinvestasi atau belanja. Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 5.4 - 5.8 persen tahun ini.

Dengan demikian, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana Indonesia dapat berhasil mencapai target pertumbuhan ekonomi 5.7 persen pada tahun 2015. Langkah di bawah ini dinilai sangat diperlukan:



1.      Investasi publik di sektor infrastruktur

2.      Memperbaiki iklim investasi

3.      Menjadi eksportir produk manufactur

4.      Menurunkan patokan suku bunga

5.      Meningkatkan stabilitas politik






Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik. Akan tetapi, bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat mengikuti begitu saja. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dan mendistribusikan pendapatan, agar tidak menjadi kesenjangan di dalam tingkat kehidupan masyarakat yang berakibat munculnya suatu ketegangan. Berharap agar pemerintah Indonesia tanggap terhadap nasional di negara kita.


1 komentar:

  1. Terimakasih, alangkah lebih baiknya jika ada sumber yang tertera

    BalasHapus