MAKALAH EKONOMI MAKRO
PERKEMBANGAN
PENDAPATAN NASIONAL DI INDONESIA
Disusun oleh:
1.
Elita Eradika Widianingrum (4416030013)
2.
Felicia Krisnindia N (4416030045)
3.
Zhafira Khairana (4416030065)
AKT 2A
JURUSAN AKUNTANSI
PRODI AKUNTANSI KEUANGAN TERAPAN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Makalah ini berjudul “Perkembangan Pendapatan Nasional
di Indonesia”
Penulis
bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas ekonomi makro.
Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
tersusun.
Demikian
yang dapat disampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar dapat
diperbaiki. Karena penulis sadar, makalah yang dibuat masih banyak
kekurangannya.
Jakarta, 7 Juni
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar …………………………………………………………………………. 2
Daftar
Isi ……………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang …………………………………………………………………….. 4
1.2.Tujuan
……………………………………………………………………………… 4
1.3.Metode
……………………………………………………………………………... 5
1.4.Rumusan
Masalah …………………………………………………………………. 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Pendapatan Nasional …………………………………………………… 6
2.2
Perhitungan Pendapatan Nasional ………………………………………………….. 8
2.3
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional …………………………………………. 9
2.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasional ………………………….. 11
2.5
Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional ………………………………………… 12
2.6
Dampak Pendapatan Nasional untuk Luar Negeri …………………………………. 13
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Perkembangan Pendapatan Nasional di Indonesia 2010-2015 …………………….. 15
3.2
Analisis Data ………………………………………………………………………. 15
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan …………………………………………………………………………. 17
4.2
Saran ………………………………………………………………………………… 17
PENDAHULUAN
Untuk
mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat
dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat
diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional pada periode tertentu. Oleh
karena itu, nilai dari pendapatan nasional ini merupakan gambaran dari
aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat
pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat
diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya
tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang
berkembang maupun negara-negara maju, semua menginginkan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.
Pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu
negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya satu
tahun. Arus pembayaran dari faktor produksi oleh sektor perusahaan, pemerintah,
ataupun luar negeri merupakan pendapatan bagi para pemilik faktor
produksi.
1. Mengetahui
kemampuan dan pemerataan perkenomian masyarakat dan negara.
2. Mengetahui
pertumbuhan perkenomian negara dengan cara membandingkan pendapatan nasional
2010-2015.
3. Dapat
membandingkan perekonomian antar daerah.
4. Dapat
membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
5. Dapat
dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara lain.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu proses
pencarian dan pengumpulan data dari situs-situs yang berhubungan dengan judul
makalah yang dibuat.
Perkembangan
pendapatan nasional tahun 2010-2015 serta menganalisis perkembangan pendapatan
nasional di Indonesia.
LANDASAN TEORI
Pendapatan
Nasional adalah salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai
kondisi perekonomian suatu negara. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional
ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah
dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat,
sumbangan, dan berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang
dicapai.
Pendapatan Nasional dapat diartikan
sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara (Sukirno,
2008). Pengertian berbeda, pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan
jasa dalam suatu tahun tertentu. Terdapat beberapa cara tang digunakan dalam
perhitungan pendapatan nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan pendapatan
nasional domestik bruto.
Ø Konsep
Pendapatan Nasional
o
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto adalah jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam
batas wilayah suatu negara selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini,
termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan/orang
asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
o
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto meliputi
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan penduduk suatu negara
selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Rumus :
GNP = GDP – Produk netto terhadap
luar negeri
o
Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto adalah GNP
dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering disebut replacement).
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
o
Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto adalah
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
o
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan Perseorangan adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) –
(Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
o
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan
adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan melalui investasi.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung
Pendapatan
negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu
o
Pendekatan pendapatan
Dengan cara menjumlahkan seluruh
pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi
dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Dalam melakukan perhitungan
pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala, antara lain
§ Ketersediaan
data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi terdokumentasi dengan
baik.
§ Pemilihan
kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan.
§ Penghitungan
dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh orang yang
berbeda.
o
Pendekatan Produksi
Dengan cara menjumlahkan nilai
seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industry, agraris,
ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang
dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi.
o
Pendekatan Pengeluaran
Dengan cara menghitung jumlah
seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Perhitungan pendekatan ini dilakukan
dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi
negara, yaitu Rumah Tangga (Consumption), Pemerintah (Government), Pengeluaran
Investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M).
2.3 Metode Perhitungan
Pendapatan Nasional
Tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung
pendapatan nasional
o Cara Pengeluaran
Digunakan di negara-negara maju, seperti
Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat, dimana pendapatan nasional yang
dihasilkan metode ini dapat memberi gambaran tentang sampai dimana buruknya
masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan
yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, serta memberikan
informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi (Sukirno, 2008,
p37).Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki empat
komponen penting
§ Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan
jasa oleh rumah tangga, termasuk barang tahan lama, barang tidak tahan lama,
jasa dan biaya pendidikan (Mankiw, 2006, p12), namun tidak termasuk investasi,
seperti pembayaran asuransi atau uang saku untuk anak (Sukirno, 2008, p38).
§ Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan
jasa oleh pemerintah, yang dibedakan menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno,
2008, p38). Yang termasuk dalam konsumsi adalah pembayaran gaji dan tunjangan
pegawai negri dan pembelian inventaris, sedangkan yang termasuk investasi
adalah pembangunan jalan raya, sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan
social untuk fakir miskin, bantuan untuk korban bencana alam dan subsidi
lainnya tidak termasuk dalam belanja pemerintah, melainkan termasuk dalam
pembayaran transfer, karena tidak ada barang/jasa yang diproduksi (Mankiw,
2006, p13).
§ Investasi merupakan pembelian barang yang nantinya
digunakan untuk memproduksi barang/jasa lainnya (Mankiw, 2006, p12). Investasi
dapat digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal dan peralatan produksi,
perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran untuk
mendirikan bangunan (Sukirno, 2008, p39).
§ Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri
oleh orang asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian produk luar negri oleh
warga negara tersebut (impor) dalam periode yang sama (Mankiw, 2006, p13).
o Cara Produk Neto
Produk neto dapat diartikan sebagai
nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi (Sukirno, 2008, p42).
Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan cara neto diperoleh dengan
menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan di berbagai lapangan
usaha dalam perekonomian negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi
tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian
negara.
o Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara
pendapatan diperoleh dari penjumlahan pendapatan-pendapatan yang terjadi,
akibat penggunaan faktor produksi untuk mewujudkan barang dan jasa (Sukirno,
2008, p44). Pendapatan tersebut digolongkan menjadi pendapatan para pekerja
(gaji/upah), pendapatan dari usaha perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga
neto dan keuntungan perusahaan. Dalam melakukan perhitungan pendapatan
nasional, terdapat berbagai kendala, terutama di Indonesia. Masalah tersebut
antara lain adalah
§ Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua
kegiatan ekonomi terdokumentasi dengan baik
§ Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam
perhitungan. Sebagai contoh adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti
mencuci dan memasak, menanam palawijo untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang
menyalahi hukum seperti transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi,
serta tunjangan yang tidak berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan
pendapatan nasional.
§ Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan
yang sama dikonsumsi oleh orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang
dibeli oleh ibu rumah tangga dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika
bahan tersebut dibeli oleh bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah
jadi. Apabila nilai produksi tepung dan gula dimasukkan dalam perhitungan
produksi roti/kue, maka akan terjadi perhitungan dua kali.
§ Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak
semua tempat menggunakan harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim, harga
dollar, dan lain sebagainya.
§ Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat
perbedaan akibat depresiasi, terutama untuk menghitung investasi yang dilakukan
oleh negara.
§ Informasi kenaikan harga barang membutuhkan
informasi indeks harga. Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa
masalah, seperti penentuan barang yang akan digunakan dalam perhitungan.
- Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan
agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah
suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh
sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi
perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran, dan
tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan permintaan agregat
cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional, yang
selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada penawaran
agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional dan
menambah pengangguran.
- Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk
memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
tertentu, sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat
erat hubungannya.
- Investasi
Pengeluaran untuk investasi
merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
Manfaat
dari perhitungan pendapatan nasional bertujuan untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode,
perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya
untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.
Data
pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menajdi
negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura negara yang
unggul di sektor jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk menentukan
besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional,
misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan
sebagainya. Data tersebut juga dapat digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antar negara atau
antar daerah, dan sebagau landasan perumusan kebijakan pemerintah.
2.6 Dampak Pendapatan Nasional Untuk Luar Negeri
Masalah
ekonomi sepertinya telah menjadi masalah paling rumit di Indonesia. Bisa
dikatakan demikian karena masalah tersebut tak jua mendapatkan jalan keluar..
Pemerintah terdiri dari presiden ,menteri dan staf-stafnya seringkali dituding
sebagai pihak yang paling bersalah atas ketidak mampuan Indonesia menangani
masalah perekonomian, namun nyatanya setelah beberapa periode pergantian
“pemimpin” masalah Ekonomi tetap saja tidak dapat diperbaiki, bahkan bisa dikatakan
semakin parah.
Pendapatan
nasional Indonesia menjadi tolak ukur seberapa jauh Indonesia telah berkembang
dari waktu ke waktu, dari segi perbaikan memang jika dilihat dari pendapatan
nasionalnya perekonomian Indonesia dikatakan meningkat, namun ada hal lain yang
juga tak mampu dipungkiri yaitu Hutan Negara Indonesia yang juga dikatakan
semakin meningkat.
Kegagalan
Indonesia di masa lalu dalam mengelola utang telah menyebabkan sebagian
masyarakat alergi terhadap utang luar negeri dan menganggapnya sebagai beban
yang harus dibayar mahal. Besarnya utang luar negeri saat ini telah menimbulkan
pro kontra di kalangan masyarakat luas. Adanya utang yang sangat besar tersebut
merupakan suatu ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan kemandirian bangsa
Indonesia jika tidak dikelola dengan baik.
Dikarenakan
fungsi pendapatan nasional atau pendapatan perkapita membandingkan tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat dan tingkat ekonomi antar Negara, pendapatan
nasional Negara ini yag bisa dikatakan belum pada traf memadai juga dapat
membuat Negara kita menjadi bahan olok-olok Negara lain, kita ambil contoh
amerika, tidak dapat dipungkiri bahwa seringkali pemerintah Indonesia dikatakan
“disetir” oleh amerika, banya diantara kebijakan yang diambil pemerintah duduga
memiliki campur tangan dari amerka, ini terjadi karena amerika merasa Indonesia
masih sangat membutuhkan amerika dalam berbagai bidang perekonomian. Begitu
pula dengan Negara-negara lain yang kebanyakan berasal dari benua eropa dan
amerika, Indonesia dianggap lemah dan membutuhkan banyak bantuan dari luar
negeri untuk mengkatkan perekomiannya.
Tidak
semua dampak yang ditimbulkan oleh adanya pendapatan nasional tersebut adalah
dampak buruk, ada dampak baik yang juga dibawa olehnya. Data pendapatan
nasional dapat yang digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara
industri, pertanian, atau negara jasa, mengggolongkan Indonesia sebagai negara
pertanian atau agraris membuat hasil bumi Indonesia cukup dikenal berlimpah
oleh Negara luar . Ini meberikan dampak positif yaitu banyaknya Negara luar
yang mengimport barang dari Indonesia, mengingat pentingnya kenaikan tingkat
eksport untuk mengukur pendapatan nasiona tentunya hal ini sangat bermanfaat
bagi Indonesia.
ANALISIS
Perkembangan Beberapa
Agregat Pendapatan dan Pendapatan per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
(2010-2015) sebagai berikut
:
3.2 Analisis Data
Dari
data tersebut, dapat kita simpulkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengalami
peningkatan Pendapatan Nasional.
Indonesia juga menjadi salah satu Negara dengan PDB terbesar di dunia.
Pendapatan nasional Indonesia menjadi tolak ukur seberapa jauh Indonesia telah
berkembang dari waktu ke waktu, dari segi perbaikan memang jika dilihat dari
pendapatan nasionalnya perekenonomian Indonesia semakin meningkat.
Dikarenakan
fungsi pendapatan nasional atau pendapatan
perkapita membandingkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan
tingkat ekonomi antar Negara, pendapatan nasional Negara ini dapat dikatakan
belum pada taraf memadai. Tidak semua dampak yang ditimbulkan oleh adanya
pendapatan nasional adalah dampak buruk. Data pendapatan nasional dapat
digunakan untuk menggolongkan suatu Negara menjadi Negara Industri, pertanian,
atau Negara jasa, menggolongkan Indonesia sebagai Negara pertanian atau agraris
membuat hasil bumi Indonesia cukup dikenal berlimpah oleh Negara luar. Ini
memberikandampak positif yaitu banyaknya Negara luar yang mengimpor barang dari
Indonesia, mengingat pentingnya kenaikan tingkat ekspor untuk mengukur
pendapatan nasional tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi Indonesia.
PENUTUP
Di dalam APBN-P Tahun 2015,
pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan PDB 5.7 persen (t/t) meningkat
dari pertumbuhan angka 5.02 persen yang tercatat pada tahun 2014. Presiden
Indonesia Joko Widodo, yang resmi mulai menjabat pada bulan October 2014,
optimis bahwa target ambisius ini dapat dicapai walaupun lembaga internasional
seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan
pertumbuhan PDB Indonesia masing-masing pada angka 5.2 persen dan 5.0 persen,
pada tahun 2015. Kedua institusi tersebut menilai rendah pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2015 akibat dampak negatif perekonomian global yang menyebabkan
pembiayaan eksternal yang lebih ketat dan dapat menimbulkan suku bunga nasional
yang tinggi, sehingga menambah tekanan terhadap bank, perusahaan lokal dan
rumah tangga untuk menyelesaikan utang, sekaligus menghambat kemampuan untuk
berinvestasi atau belanja. Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 5.4 - 5.8 persen tahun
ini.
Dengan demikian, pertanyaan yang
timbul adalah bagaimana Indonesia dapat berhasil mencapai target pertumbuhan
ekonomi 5.7 persen pada tahun 2015. Langkah di bawah ini dinilai sangat diperlukan:
1.
Investasi publik di sektor
infrastruktur
2.
Memperbaiki iklim investasi
3.
Menjadi eksportir produk manufactur
4.
Menurunkan patokan suku bunga
5.
Meningkatkan stabilitas politik
Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu
prestasi yang baik. Akan tetapi, bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran
warga masyarakat mengikuti begitu saja. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih
memaksimalkan pemerataan dan mendistribusikan pendapatan, agar tidak menjadi
kesenjangan di dalam tingkat kehidupan masyarakat yang berakibat munculnya
suatu ketegangan. Berharap agar pemerintah Indonesia tanggap terhadap nasional
di negara kita.
Terimakasih, alangkah lebih baiknya jika ada sumber yang tertera
BalasHapus